Hedonis Mode: On

December 15, 2008 at 8:12 am 5 comments

Hedonis, kata itu begitu popular di Humas akhir-akhir ini. Ya, itu karena keempat teman kita mb pi, mustphar, anas dan ndhut sedang mengaktifkan mode hedonis. Sebenarnya dari keempat teman kita tersebut mb pi-lah yang paling hedonis. Dilihat dari gaya hidupnya yang sering ke atrium –tempat yang bisa dibilang cukup wah di kalangan kami untuk sekedar makan, belanja. Kalau tidak mau dibilang tiap hari, ya tiap dua harilah, walaupun untuk sekedar makan, belanja, nonton, ataupun ke salon.

Pernah suatu saat waktu mustphar sama siko mau beli tiket kereta di Stasiun Senen. Karena tiket jurusan solo habis, maka siko mengirim sms ke mb pi untuk menanyakan kereta jurusan Kutoarjo. Ternyata ditunggu lama mb pi tidak membalas sms tersebut. Akhirnya mustphar menelpon mb pi. “Halo mb pi, neng ndi saiki?” tanya mustphar berbasa basi. “Lagi neng atrium Must, maem karo Putri”, jawab mb pi. ”Mau di-sms siko kok gak bales mb?” tanya mustphar kemudian. “Lagi ora duwe pulsa must”, jawab mb pi kemudian. “Halah kemayu tenan ki, pulsa wae ora duwe mangane neng atrium” umpat mustphar selanjutnya. Ya begitulah mb pi, tak apalah pulsa kosong yang penting atrium jalan terus.

Kerena sudah menjadi  tema waktu itu, apapun dikatakan hedonis, walaupun tidak ada hubungannya sama sekali. Sarapan pagi nggak diajak, pasti marah-marah sambil bilang “dasar hedonis”. Terlambat datang ke kantor dikatain “hedonis”. Mbolos kerja “hedonis”. Makanya kalau mustphar ketemu mb pi –yang sedang pasang tampang stress karena kerjaan nggak beres-beres, ingin mengamuk karena kerjaan yang bertumpuk-tumpuk, dan jangan tanya kawan kalau kalian pernah lihat harimau betina yang kehilangan seekor anaknya, kalian tentu bisa membayangkan betapa galaknya ia—pasti bilang “hedonis”.

Akan tetapi. Tetapi, betapapun galaknya mb pi, kalau dengan mustphar tidaklah berani. Walaupun tidak terima dikatakan hedonis, mb hanya bisa mengelak “Yo ben hedonis, daripada kalian tiru-tiru hedonis!!”. Tanda seru-nya dua. Aku kasih tahu kawan, ciri khas mb pi kalau kalian pernah chating-an dengannya pasti kalau nulis tanda baca selalu dobel, baik tanda seru, tanda tanya, dan tanda baca yang lainnya. Maka jangan salah kalau kalian ingin coba-coba membajak gtalk-nya. Mungkin seperti nobita, mb pi juga suka yang dobel-dobel.

Ya seperti itulah mb pi, mungkin ia lebih merasa terhormat dibilang hedonis daripada dibilang tiru-tiru hedonis. Sama-sama hedonisnya sebenarnya, hanya perbedaannya yang satu hedonis bawaan dari sono-nya sedang yang lain ikut-ikutan. Jadi dia cuma tidak mau dibilang tiru-tiru, baginya predikat tiru-tiru merupakan aib yang harus selalu dijauhi. Bicara mengenai tiru-tiru dan ikut-ikutan, ada tokoh yang sangat anti akan hal itu: mustphar. Dari dulu ia selalu mengklaim bahwa dirinya adalah seoarang yang kreatif, makanya dia paling tidak suka kalau dibilang tiru-tiru ataupun ikut-ikutan. Makanya kalau misalnya ada yang PSW atau meninggalkan kantor pada jam kerja, kemudian melarang mustphar untuk ikut, “Phar kamu jangan ikut-ikutan!”. “Enggak Pak, saya nggak ikut-ikutan, saya ikut beneran!” jawab mustphar.

Ada cerita lagi kawan. Waktu itu mustphar sedang DL ke Aceh. Di sana suatu saat sedang ngobrol di kantin bersama Pak Daddy dan Pak Cip. Pak Daddy cerita macem-macem. Sampai suatu saat Pak Daddy bilang: “Anas itu playboy lho”. Seperti pernah aku bilang kawan, dari tampangnya pun kelihatan, andai saja kalian lihat tanpa membuktikan pun kalian akan setuju dengan pendapat Pak Daddy tersebut. “Masa tiap cewek dideketin, anak PKL di lantai 12, di lantai 11, bahkan yang di lantai 1 pun dideketin sama dia” lanjut Pak Daddy menegaskan. Pak Daddy melanjutkan kata-katanya sambil menunjuk mustphar: “Lha sekarang ini ikut-ikutan”. Dikatakan begitu mustphar tidak terima. Dengan nada yang sedikit lebih tinggi mustphar menyangkal: “Enggak Pak, enak aja, saya nggak ikut-ikutan Pak. Anas yang ikut-ikutan!”

Cerita yang lain lagi saat mustphar masih kuliah dulu. Dia salah satu pencetus bulletin Sesat yang konon melegenda itu. Hampir seluruh mahasiswa satu jurusan membacanya, mencarinya bahkan sebelum terbit sudah banyak yang memesan di photocopy-an terdekat. Setelah lulus pun ternyata ilmu Sesat tersebut masih berguna bagi adik tingkatnya. Maka tatkala Mabrur –teman satu angkatannya—berkomentar: “Cah tingkat telu ke kabeh pengikut aliran Sesat”. Mustphar menyangkal akan hal itu: “Ora kabeh Brur, aku ora kok”. Mabrur langsung meralat kata-katanya: “Iyo, kowe dudu pengikut, kowe pendiri”.

Entry filed under: Uncategorized.

Pengenalan Tokoh (bagian 2) Me vs High Heel

5 Comments Add your own

  • 1. novasha  |  December 15, 2008 at 1:10 pm

    piye to?

    Reply
  • 2. mb pi  |  December 15, 2008 at 2:46 pm

    Must…knapa porsiku banyak banget….dah gitu yang gak2 lagi…
    kan jadi tercipta image jelek tu…

    ceritain yang bener dunk Must…

    tell the truth…hehehe…

    jangan mengada2 gitu dunk…aku kan bener-e baik hati,,lembut,,manis,,feminin,,,

    ;D

    Reply
  • 3. mustphar  |  December 15, 2008 at 5:01 pm

    iya mb aku percaya,

    mb pi itu sebenernya baik hati…

    mb pi itu aslinya lembut… manis… feminin…

    namun aku kasih tau kawan, di dunia ini yang asli itu tidak selalu kelihatan, yang bener itu tidak selalu ditampakkan…

    Reply
  • 4. fauziah85  |  December 17, 2008 at 10:45 am

    Hedonis? Kata temen kos (dulu), nur malah terlalu pelit ke diri sendiri 😀

    Kalo nur paling ga suka ikut2an ngidolain seseorang. Jaman westlife sampe f4, tetep aja nur selalu punya “kesukaan” sendiri ^_^

    Reply
  • 5. mustphar  |  December 17, 2008 at 3:53 pm

    bagus mb nur, tetaplah menjadi diri sendiri selama itu baik untuk diri sendiri dan orang lain…

    Reply

Leave a reply to mb pi Cancel reply

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


December 2008
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Archives

Recent Posts